Minggu 10 Mei 2015 menjadi momentum yang bahagia buat Bagustian. Pasalnya, pemusik cum penyair ini meluncurkan album musik dan buku puisi perdananya: “Kota Dalam Mata”, di Jakarta. Dengan tajuk “Batavia Dalam Mata”, Bagustian mengundang para penikmat musik dan puisi untuk hanyut bersama dalam alunan #singingpoetry di Paviliun 28, Jln. Petogogan I, no. 25, Jakarta Selatan.
Jakarta menjadi kota pertama yang ditandangi Bagustian untuk mengenalkan “anak barunya” yang baru saja lahir. Bersama lusinan undangan, Kota Dalam Mata diakikah dengan khidmat dan puitis. Di awal acara, pemusik Gabriel Mayo membuka prosesi peluncuran #singingpoetry dengan menembangkan tiga buah lagu, dengan lagu berjudul “Rain” yang menjadi pentolan, malam itu.
Acara dipandu oleh dua orang MC cantik Danti dan Kiki. Seketika suasana menjadi cair setelah Paviliun 28 habis dikepung oleh alunan suara Mayo yang mendayu-dayu. Dua perempuan cantik tidak mau kalah, sebagai pemandu yang supel, mereka dengan sigap mencuri perhatian para audience, dan perjalanan peluncuran Kota Dalam Mata berada di tangan mereka.
Tak selang beberapa saat, Bagustian diundang oleh MC untuk hadir di tengah-tengah panggung pementasan. Seperti peluncuran buku pada umumnya, obrolan proses kreatif antara artis dan MC pun berlangsung. Bagustian mengaku, kitab suci, keluarga, kisah asmara, keresahan terhadap kehidupan sosial di Indonesia dan perjalan-perjalanannya keluar kota sedikit banyak menjadi inspirasi dalam bermusik dan menuliskan puluhan-puluhan puisi yang terangkum dalam Kota Dalam Mata.
Pertanyaan-pertanyaan pun diajukan MC ke Bagustian, mulai dari bagaimana dia menyusun Kota Dalam Mata, mengapa memilih musik dan puisi, dan apa yang menyebabkan #singingpoetry ini sempat terlambat beberapa saat. “Saya suka bernyanyi dan menulis, mereka seperti dua orang yang hidup di dalam diri saya, dan bagaimanapun ‘mereka’ tidak bisa saya pisahkan. Menyoal keterlambatan peredaran Kota Dalam Mata, sebelumnya saya mohon maaf karena membuat pemesan menjadi ‘gemas’. Kemarin, saya dan tim (Indie Book Corner & OPRC Audio Production) benar-benar menyiapkan ini semua secara maksimal, agar teman-teman bisa menikmatinya dengan maksimal pula, hehehe”, begitu jawab Bagustian yang tampak bahagia malam itu dengan kemeja kotak-kotaknya.
Tak hanya MC, para undangan pun dipersilakan untuk bertanya. Bagustian memberikan dua buah Kota Dalam Mata untuk penanya terpilih. Paviliun 28 semakin asyik dengan diskusi-diskusi dan tawa pun pecah karena Bagustian menjawab beberapa pertanyaan dengan ciri khas slengean dan jenaka. Tanya jawab pun berakhir dengan penyerahan #singingpoetry untuk Paviliun 28 secara simbolis untuk mengesahkan acara peluncuran tersebut.
Selanjutnya, giliran Bagustian menguasai panggung dan menyabotase pentas, dengan membaca beberapa puisi yang ada di Kota Dalam Mata, di antaranya: Lail, Jogja-Jakarta!, Malam di Negeri Itu, Kangen Memang Pegal, Sajak untuk Katarina dan beberapa puisi andalan lain.
Selepas membacakan puisi, Bagustian mulai menggendong gitarnya. Musikalisasi puisi “Aku” karya Chairil Anwar dan “Memoria Hujan” karya Saut Situmorang dilantangkan. Ia beralasan sengaja memulai dengan dua puisi tersebut, sebab itu adalah salah satu bentuk penghormatannya terhadap dua penyair yang dikaguminya. Tak mau kalah dengan dua musik puisi tadi, “Adalah Alice” berkumandang. Para penonton disihir oleh suara dan aksi teatrikal Bagustian yang tampak mendalami lirik lagu itu.
Selesai dengan Adalah Alice, Bagustian mengundang “Double QJ” untuk menemanyinya berdendang. Musik elektro terdengar memekik dari speaker. “Jauh Bukan Berarti Aku Lupa” dinyanyikan, dan diikut lagu-lagu lainnya yang ada di dalam album Kota Dalam Mata, seperti “Aku Dapati Diriku Tak Mendapati Apa-Apa”, “Rebak Rilke”, “Pakar Pikir”, dan pementasan malam itu ditutup dengan “Senja, Sendu yang Manja” yang sudah populer di telinga audience. Bagustian pun undur diri dari hadapan, dan langsung menyapa tiap-tiap undangan yang hadir, baik dari komunitas, penggemar, dan kawan-kawan lama.
Rencananya, Kota Dalam Mata akan dibawa Bagustian berkeliling Indonesia. Kota selanjutnya adalah Jogjakarta, Batam, Bandung, Surabaya, Makassar, Semarang, dan kota-kota lainnya akan disambangi dalam tahun ini.