You must be logged in to post a review.
Tradisi Pencerita di Balik Tempurung – Softcover
Rp 48.000
“Tuhan tidak apa-apa ketika mereka mengakui kebingungan, mereka bisa mengundang-Nya”. “Mereka” di dalam rangkaian cerita bagian Belalang Sembah yang Sedang Bingung Berdoa adalah suatu kebingungan yang mengakar terhadap persoalan antara Tuhan dan dirinya. “Mereka” selalu menanggapi mana yang dianggap benar dan mana yang dianggap sebaliknya, seperti pada tokoh yang tercipta sebagai pedagang pasar di dalam puisi “Orang-Orang Dukun yang Sekarang Kaya”, batinnya berteriak menanyakan apakah agama bermain di dalam hidupnya? Atau bagaimana yang seharusnya? Namun, dalam bagian Pelajaran Perdebatan Bercerita berisi pertanyaan tentang keadaan pikiran yang dirasakan dan perasaan yang dipikirkan oleh “kamu” “kau” dan “mereka”.
Saling menggantungkan harapan berceritalah yang murni dengan cinta. Kenyataannya sulit bagi tokoh “aku” untuk merindu di samping tokoh “nenek” yang sederhana menceritakan tentang mendatangkan kebahagiaan, melihat rumah yang menjadi tembok antara peristiwa yang terjadi di pelataran rumput taman dan di ruang tamu.
Di bawah puisi-puisi yang bergemuruh itu, terdapat berbagai cerita yang hidup di hamparan tanah yang luas. Tokoh-tokoh yang saling menggugah kedalaman dirinya bahwa terdapat luapan api yang mendidih dari luar dirinya. Mereka saling hati-hati karena bagi tokoh “Ceret” sebagai seorang politikus, pembual atau yang dikenal sederhana dalam lingkaran politiknya adalah “pembohong” zaman sekarang lah yang dapat menjadikan postur tubuh pembohong dapat terlihat sempurna.
Berat | 0.2 kg |
---|---|
Desain sampul | |
Format | |
Jumlah halaman | 68 |
ISBN | 978-602-309-438-7 |
Penerbit | |
Penulis | |
Tahun terbit |
Tersedia
Review
Belum ada ulasan.