Semestinya, Aku Jatuh Cinta Padamu – Softcover

Membaca puisi-puisi Denny Dominicus adalah seperti sedang melakukan wisata kuliner ke dalam perasaanperasaan puitik yang dituliskannya dalam buku ini. Beberapa puisi terasa pahit, beberapa terasa manis, beberapa terasa asam manis, beberapa terasa asin pedas dan beberapa puisi terasa kebanyakan bumbu. Tapi puisi adalah puisi.

Ia adalah selalu tentang kata hati; ia selalu tentang sesuatu yang tak tergapai oleh bahasa verbal.
Merasakan sesuatu yang berada jauh di dalam diri dan menuliskannya sebagai puisi membutuhkan kepekaan, kedalaman, imajinasi dan daya mengolah kata. Rangkaian kata yang diolah dari kepekaan, kedalaman dan imajinasi itulah yang kemudian menghasilkan citarasa dan menentukan seberapa besar kandungan gizi yang terkandung dalam puisi itu untuk menjadi asupan batin yang berkwalitas bagi pembacanya.

Ada banyak pilihan menu puisi dalam buku ini yang bisa kita cicipi sebagai bentuk komunikasi puitik kita dengan
puisi-puisi yang dituliskannya. Denny tampaknya menggunakan ironi sebagai ‘bumbu dasar’ dalam meracik sebagian besar puisi-puisinya. Kita ambil contoh misalnya sebuah puisinya yang berjudul ‘Peluklah Aku’.