Toko buku online #Akubaca
Facebook Twitter Google Pinterest WhatsApp
Indie Book Corner Indie Book Corner
  • FIKSI
  • NONFIKSI
  • Login / Register
0 items / Rp 0
Menu
Indie Book Corner Indie Book Corner
0 items / Rp 0
Indie Book Corner Indie Book Corner
Kategori Pilihan
  • Agama & Spiritual
  • Biografi & Memoar
  • Ensiklopedia
  • Nonfiksi
  • Politik & Ilmu Sosial
  • Sastra & Fiksi
  • Sejarah
  • Sepak Bola
  • Home
  • Best Sellers
  • New Releases
  • Terbitan IBC
  • Cenderamata
  • Blog
Facebook Twitter Instagram WhatsApp
  • Login / Register
0 items / Rp 0
-10%
Beranda » Toko Buku Online » Perahu Mabuk: Sepilihan Sajak Cinta
Previous product
Victoria: Sebuah Kisah Cinta (Edisi Baru) Rp 50.000 Rp 44.000
Back to products
Next product
Seikat Kisah Tentang yang Bohong - Indie Book Corner Rp 60.000 Rp 55.000

Perahu Mabuk: Sepilihan Sajak Cinta

Rated 4.00 out of 5 based on 1 customer rating
(1 ulasan pelanggan)

Rp 50.000 Rp 45.000

Penerbit

pustaha hariara

Tahun terbit

2014

Jumlah halaman

72 halaman

ISBN

978-602-1599-91-4

Tersedia

SKU: 1983 Kategori: Puisi, Sastra & Fiksi Tag: Saut Situmorang
Share
Facebook Twitter Google Pinterest WhatsApp
close
  • Deskripsi
  • Ulasan (1)
Deskripsi

maukah kau kucintai dengan cinta yang pernah kecewa? masih murnikahcinta yang pernah kecewa? apakah cinta itu cuma cinta pertama? kalaucinta pertama memang tak punya makna, lantas punya maknakah cintacinta berikutnya? aku ingin mencintaimu dengan cinta yang pernahkecewa. maukah kau menerimanya? maukah kau mencintai cinta yangpernah kecewa? aku ingin mencintaimu dengan cinta yang pernahkecewa, bukan dengan metafora metafora seperti penyair tua yang sok tahu tentang cinta itu! tapi apakah kau juga akan mencintaiku dengancinta yang pernah kecewa?

air hujan yang jatuh dari wuwungan rumah selalu mengingatkanku padamu… entah kenapa, air hujan selalu mengingatkanku padamu. apakah air hujan juga selalu mengingatkanmu padaku? entah kenapa, air hujan selalu mengingatkanku padamu.

baiklah aku akan melupakanmu seperti kau sudah melupakan namaku waktu kemaren kita bertemu di tangga tangga batu di kota kecil yang jauh itu. aku akan melupakanmu tapi aku akan mengingat namamu. aku akan melupakanmu tapi aku akan mengingat wajahmu. aku akan melupakanmu tapi aku akan mengingat cintamu, dulu. mana mungkin hujan berhenti turun ke bumi, mana mungkin aku berhenti mengenangmu? mana mungkin kau berhenti melupakanku?

Jogjakarta, 18 April 2013

———————————————
Perahu Mabuk

(antara Aku dan Kau
terbentang samudera
kata kata, o Imajinasi!
di manakah akan Kudapat
perahu mimpi
untuk melayariNya?)

I.

perahu kayu berlayar
di bibirnya dengan kain
layar penuh berkibar…
ahooi pelaut yang mabuk
birahi buih ombak di
laut malam!
kapan pulang
ke muara
yang penuh harum
rindu sungai bening
tempat kekasih mencuci
rambut remajanya!

ahooi suara ombak
yang menampar
perahu! muara sungai
muncul dari
balik kabut
seperti perawan
malu malu
di malam pertama
menyambut!

ahooi!
di sebuah batu karang
dekat garis pantai
yang hitam
di malam yang kelam
terdampar bangkai
seekor camar.

ahooi pelaut yang lupa pulang,
tak ada bulan
jadi mercusuar
jalan pulang
malam ini!
tidurlah di kayu perahu
sambil kau cumbu
bayang kekasih
di kibar layar!

hanya suara anjing
yang melolong
di kejauhan pantai
menemani sang penyair
menghabiskan araknya
di karang yang sekarang
penuh cahya kunang kunang
kehilangan perahu
dan cinta
yang ditelan
metafora muara
kata katanya… ahooi!

II.
aku tak mau
jadi mercusuar
pelayaranmu,
mercusuar yang sendiri
dalam dingin malam malam
kesepiannya,

aku ingin terbakar hangus
sampai mampus
oleh birahi
yang tak putus putus,
di manapun cinta terendus!

Jogja, 2008

Ulasan (1)

1 review for Perahu Mabuk: Sepilihan Sajak Cinta

  1. Dinilai 4 dari 5

    Irwan Bajang (terverifikasi) – 18 November 2016

    Selama ini, mungkin sebagian pembaca mengenal Saut Situmorang sebagai penyair protes. Puisi-puisi dalam buku pertamanya, “Catatan Subversif” setidaknya membenarkan anggapan tentang hal tersebut. Lalu beberapa puisi lain yang pernah terbit dalam “Otobiografi” juga menyertakan deretan puisi-puisi yang ingin mengguncang banyak hal; ketimpangan sosial ekonomi, busuknya politik dan para politisinya, pertemuan dengan orang-orang miskin-malang dalam perjalanan hidupnya, dan deretan puisi kritis lainnya. Di buku yang memuat edisi lengkap puisi-puisinya ini, ia bahkan membuat sebuah sub bab “Puisi Politik” di mana ia banyak mengkritik ketimpangan sosial ekonomi Indonesia, bahkan dunia secara luas.

    Kuatnya kesan itu tidak bisa lepas dari sikapnya pada banyak hal: ia adalah pemilik suara yang keras melawan beberapa ketimpangan dunia sastra akibat dominasi kelompok tertentu, ia adalah orang yang selalu berbicara blak-blakan pada penipuan, pada skandal sastra. Sikap ini telah ia buktikan dengan menulis sebuah buku “Politik Sastra” yang berisi tulisan-tulisannya sebagai respons atas dunia sastra yang sesungguhnya tidak baik-baik saja. Bahkan ia menjadi pesakitan dalam kasus Skandal Sastra yang melibatkan banyak punggawa sastra Indonesia dalam kasus buku “33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh” yang terbit dan direspons ramai dalam dunia sastra. Ia rela menjadi martir, menjadi pesakitan atas apa yang ia bela dan apa yang ia kritisi. Ia tegak di hadapan hukum, di hadapan jaksa dan hakim yang dengan “politis” mengetok palu untuk menjatuhkan hukuman padanya.

    Begitulah Saut, berani, blak-blakan, keras, kritis, kontroversial, adalah predikat-predikat yang selalu mengikuti namanya.

    Tapi Saut juga adalah sosok yang lembut sekaligus melankolis, ia menulis puisi-puisi cinta yang begitu menyentuh, bahkan cenderung mengiris-iris perasaan. Dengan gaya tutur yang terang-benderang, ia menghadirkan puisi-puisi cinta yang sanggup membuai dan bahkan membuat merinding pembacanya.

    Puisi-puisi cinta dalam Perahu Mabuk adalah puisi-puisi cinta yang dipilih dan dihadirkan untuk menunjukkan sosok penuh kelembutan sebagai sisi lain hidup seorang penyair pemberani. Bukankah Pablo Neruda juga adalah seorang penulis sajak cinta yang begitu menghanyutkan? Bukankah semua puisi protes juga adalah bagian dari sesuatu yang lahir akibat kecintaan yang begitu mendalam?

    Saut Situmorang lewat Perahu Mabuk membuat kita mengamini apa yang pernah disampaikan Che Guevara dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Carlos Quijano, editor Marcha, majalah mingguan independen yang radikal di Montevideo, Uruguay. Dalam surat itu, Che menulis; “…ijinkanlah saya mengatakan, bahwa revolusioner sejati senantiasa dibimbing oleh perasaan kecintaan yang dalam. Adalah mustahil membayangkan seorang revolusioner sejati yang tidak memiliki kualitas ini…”

    Selamat membaca Puisi Cinta!

Berikan ulasan

You must be logged in to post a review.

Produk serupa

-6%
Quick View
Beli sekarang
Close

Restoran Lee

Rp 80.000 Rp 75.000
Quick View
Beli sekarang
Close

George And Lennie

Rp 39.000
Quick View
Beli sekarang
Close

Perempuan Pala (New Cover) – Mojok

Rp 58.000
-8%
Quick View
Beli sekarang
Close

Seikat Kisah Tentang yang Bohong – Indie Book Corner

Rp 60.000 Rp 55.000
-10%
Quick View
Beli sekarang
Close

Kepulangan Kelima

Irwan Bajang
Dinilai 4.50 dari 5
Rp 50.000 Rp 45.000
-20%
Quick View
Beli sekarang
Close

Mengantar dari Luar

Rp 94.500 Rp 75.600
Quick View
Beli sekarang
Close

Para Bajingan yang Menyenangkan (Cover Baru 2019) – Mojok

Rp 58.000
Reuni
Quick View
Beli sekarang
Close

Reuni – Banana

Rp 55.000
-21%
Quick View
Beli sekarang
Close

Badai Pasti Datang

Sonar Manihuruk
Rp 45.700 Rp 36.000
-8%
Quick View
Beli sekarang
Close

The Royal Game and Other Stories

Rp 65.000 Rp 60.000
-10%
Quick View
Beli sekarang
Close

Memeluk Kesedihan – Ely Rizki

Ely Rizki
Rp 50.000 Rp 45.000
Quick View
Beli sekarang
Close

Malam Merunjung

Rp 50.000
logo-bukuindie (1)
  • HOME
  • SEMUA PRODUK
  • BLOG
  • FAQ
  • BELANJA
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Cara Belanja
    • Lacak Pesanan
    • Wishlist
    • Kelola Akun
  • PENERBITAN
    • Alur Penerbitan
    • Biaya Penerbitan
    • Ketentuan Penerbitan
    • Tanya Jawab
    • Kirim Naskah
  • LAYANAN
    • Bantuan
    • Pengembalian Dana
    • Pengembalian Produk
    • Ketentuan Layanan
    • Kebijakan Privasi
  • TENTANG KAMI
    • Bukuindie.com
    • Indie Book Corner
    • Orbit
    • Karir
    • Hubungi Kami

JUGA TERSEDIA DI:

BERLANGGANAN NEWSLETTER:

Metode Pembayaran:

payment-3

Metode Pengiriman:

shipping

Our Social Links:

Facebook Twitter Instagram WhatsApp
Bukuindie.com 2019 Oleh -Indie Book Corner. Penerbit & konsultan perbukuan
  • Menu
  • Categories
  • Agama & Spiritual
  • Biografi & Memoar
  • Ensiklopedia
  • Nonfiksi
  • Politik & Ilmu Sosial
  • Sastra & Fiksi
  • Sejarah
  • Sepak Bola
  • Home
  • Best Sellers
  • New Releases
  • Shop All
  • Penerbitan
    • Alur Penerbitan
    • Biaya Penerbitan
    • Ketentuan Penerbitan
    • Kirim Naskah
    • Tanya Jawab Penerbitan
  • Bantuan
    • Cara Belanja
    • FAQ
    • Kelola Akun
    • Metode Pembayaran
    • Metode Pengiriman
    • Pengembalian Dana
    • Pengembalian Produk
    • Penggantian Barang
    • Pengiriman
  • Tentang IBC
    • Karir
    • Menulis Kolom
    • Pengelola
    • Kontak
  • Artikel
  • Login / Register

Shopping cart

close

Sign in

close

Lost your password?
Atau login dengan
Facebook
Google
No account yet? Create an Account
Scroll To Top
Facebook Twitter Instagram WhatsApp