Toko buku online #Akubaca
Facebook Twitter Google Pinterest WhatsApp
Indie Book Corner Indie Book Corner
  • FIKSI
  • NONFIKSI
  • Login / Register
0 items / Rp 0
Menu
Indie Book Corner Indie Book Corner
0 items / Rp 0
Indie Book Corner Indie Book Corner
Kategori Pilihan
  • Agama & Spiritual
  • Biografi & Memoar
  • Ensiklopedia
  • Nonfiksi
  • Politik & Ilmu Sosial
  • Sastra & Fiksi
  • Sejarah
  • Sepak Bola
  • Home
  • Best Sellers
  • New Releases
  • Terbitan IBC
  • Cenderamata
  • Blog
Facebook Twitter Instagram WhatsApp
  • Login / Register
0 items / Rp 0
-8%
Beranda » Toko Buku Online » Impala-Impala Hindia
Previous product
Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya - Mojok Rp 68.000
Back to products
Next product
Mencintai Sepak Bola Indonesia Meski Kusut Rp 60.000 Rp 56.000

Impala-Impala Hindia

Rp 200.000 Rp 185.000

Tahun terbit

2016

ISBN

978-602-3092-09-3

Sisa stok 2

SKU: 18843 Kategori: Novel, Sejarah Tag: Imperial Jathee
Share
Facebook Twitter Google Pinterest WhatsApp
close
  • Deskripsi
  • Ulasan (0)
Deskripsi

Naskah novel ini sebetulnya mendahului ada sebelum dua naskah yang sudah diterbitkan tahun 2012 dan 2015, tapi malah mendapat giliran terbit di tahun 2016 ini. Kalau boleh cerita, dulu ketika menulis naskah novel “Impala-impala Hindia” ini, saya mencicilnya setiap hari, minimal 5-10 halaman. Saya fokus ke komitmen untuk menyelesaikan cerita ini. Saya selalu tulis cerita setelah habis pulang kerja, bahkan hari Minggu. Intinya, saya tulis kalau ada waktu. Ditulis hampir setahun lebih dari tahun 2009-2010 hingga saya tawarkan ke sebuah penerbit dinyatakan diterima, tapi hasilnya di-PHP hingga saya terbitkan sendiri secara indie. Beberapa buku referensi dan blusukan di internet tentunya mengawali/mengantar saya untuk menulis novel tebal ini

Berikut ini, contoh kutipan dari tokoh-tokoh di dalam novel Impala-impala Hindia:

Aku bukanlah seorang satria Jawa. Aku masih terlalu muda untuk menjadi terhormat –Maon–

Pantang mencari kenikmatan dan kesenangan hidup dari membonceng pada sebuah kekuasaan-Maon–

Apalah artinya priyayi atau pekerja berkerah putih bila aku dan para pekerja itu adalah sama, yaitu sama-sama bumiputera yang terpaksa menjadi masyarakat kelas empat –Maon–

Hal ini meyakinkanku bahwa semua manusia sesungguhnya sama saja, baik coklat, hitam, maupun putih kulitnya. Ketamakan, kerakusan atau keserakahan sesungguhnya tak pandang warna kulit, semua manusia sama saja –Maon–

Bangsa Eropa atau bumiputera tak menjadi persoalan, tetapi kerakusan dan keserakahan akan selalu bisa muncul di antara bangsa-bangsa manusia –Maon–

Ingat Tuan, kerakusan adalah sifat yang dimiliki oleh semua orang, baik kulit putih maupun bumiputera –Tuan Sneev–

Orang seperti itu tak layak kita anggap sebagai bagian dari bangsa bumiputera ini. Tubuh mereka memang bumiputera, tapi mereka bukan bumiputera –Tuan Tjokro–

Sinopsis Impala-impala Hindia:

Akulah Maon, anak seorang pekerja rendahan di jawatan kereta api Modjokerto. Ayahku bernama Prawiro Atmodjo. Beliaulah yang selalu mengharapkan agar aku, anak laki-laki satu-satunya bisa mengenyam bangku sekolah. Bapakkulah yang setiap siang dan malam selalu bekerja keras demi membiayai keperluan sekolahku dan suatu saat Bapakku harus pergi untuk selamanya dari dunia ini.

Kehidupan semasa kecilku meski terasa sedikit, tapi cukup karena pada tahun 1907, aku bisa diterima menjadi salah satu murid di Tweede Klas (sekolah bumiputera atau pribumi kelas dua) lalu menyelesaikannya meski di belakang itu semua ada peran seseorang Tuan Belanda yang aku ketahui sangat menaruh perhatian pada Bapakku. Keberuntungan hidup juga datang berturut-turut pada takdirku. Pada sebuah kesempatan, yaitu setiap sore ketika itu, aku juga memperoleh kursus tambahan bahasa Belanda. Selain itu, aku adalah pribumi kecil yang sungguh bukan priyayi, tetapi bisa mendapatkan sertifikat Klein Abtenaar sehingga bisa menjadi juru tulis di Stasiun Surabaya.

Di Surabayalah aku mencari peruntungan dengan menjadi klerk atau juru tulis. Di kota inilah aku juga mengenal banyak pribadi-pribadi lain yang membentukku dan mengubahku menjadi seseorang yang mengerti akan kondisi tanah Jawa sesungguhnya. Di timur pulau Jawa inilah aku mulai mengenal pergerakkan pribumi atau bangsaku sendiri, padahal sebelumnya aku tak pernah mengerti dengan suatu belenggu kuat dari bangsa lain yang sudah berusia bertahun-tahun ini. Selain itu, aku mulai mengenal perserikatan atau organisasi pribumi yang merupakan wujud dari peradapan pengetahuan Barat yang modern yang mulai masuk ke Hindia melalui pintu Politik Etis.

Lika-liku hidupku sangat dipengaruhi oleh dua orang besar yang akan terus kukagumi hingga akhir hayatku. Dua orang itu bernama Tuan Tjokro dan Tuan Sneev. Tuan-tuan inilah yang berjasa membuka pikiranku sehingga bisa melihat permasalahan-permasalahan pelik atas bangsaku yang tidak pernah mendapat keadilan di tanah sendiri karena bangsa lain. Gara-gara kedua orang besar ini, aku pun rela untuk meninggalkan pekerjaanku sebagai juru tulis yang sebetulnya sungguh menjanjikan akan kehidupanku kelak.

Keputusan yang kutetapkan justru membuat diri ini di persimpangan jalan dan aku tak pernah menyesal. Seiring waktu aku pun mengenal banyak orang di pergerakkan, setahuku mereka merupakan orang-orang yang sungguh hebat di abad 20 ini, seperti Tuan Noto, Tuan Moeis, Tuan Salim, dan Tuan Darsono. Akhirnya, salah satu cabang dari organisasi pribumi terbesar di Semarang, aku pimpin meski di sebuah waktu aku terpental kuat darinya.

Di Surabaya yang gerah ini, aku juga mengenal sesosok perempuan yang sangat meneduhkan saat berada di dekatnya. Dialah Rianne atau sang Sabana Hatiku, seorang perempuan totok Belanda bermata jeli. Aku telah mengenalnya ketika masih mengikuti kursus bahasa Belanda saat itu. Aku juga tak menyangka karena bisa bertemu lagi dengannya. Aku pun tak mengira untuk bisa begitu menyayanginya. Namun, takdir telah berkata lain kepada kami karena Rianne mendapat pengusiran dari Pemerintah Hindia karena di belakang rumahnya membuka kelas kecil untuk perempuan-perempuan Bumiputera, termasuk Mbakyu Harsi, istri Tuan Tjokro. Setelah kejadian itu, aku bertekad untuk menyusulnya ke Belanda.

Setelah kepergiannya, aku semakin giat dalam kegiatan pergerakkan, terutama memperjuangkan nasib kaum buruh dengan upahnya yang kecil dan petani kecil Bumiputera yang lahannya tersewa secara terpaksa. Gara-gara kegiatan di pergerakkan ini, akhirnya aku pun mendapat pengusiran dari Pemerintah Belanda dan aku memilih untuk diusir ke Belanda. Pengusiran ini membawaku kembali ke Rianne dan Tuan Sneev yang telah diusir dari Hindia jauh-jauh hari sebelumnya. Detik demi menit kuhabiskan kehidupanku dengan mereka.

Ulasan (0)

Review

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama mengulas “Impala-Impala Hindia”

You must be logged in to post a review.

Produk serupa

-6%
Quick View
Beli sekarang
Close

Sarongge

Rp 80.000 Rp 75.000
-10%
Quick View
Beli sekarang
Close

Titik Darah Terakhir

Aziz Ghiffari Wardhana
Rp 110.000 Rp 99.000
Quick View
Beli sekarang
Close

Cinta Tak Pernah Tepat Waktu – Mojok

Puthut Ea
Dinilai 4.50 dari 5
Rp 78.000
Quick View
Beli sekarang
Close

Malam Merunjung

Rp 50.000
Quick View
Beli sekarang
Close

Para Bajingan yang Menyenangkan (Cover Baru 2019) – Mojok

Rp 58.000
Quick View
Lebih lanjut
Close

Burung Kayu – Niduparas Erlang

Niduparas Erlang
Rp 68.000
Quick View
Beli sekarang
Close

Di Jalanan (On the Road) – Banana

Rp 85.000
-7%
Quick View
Beli sekarang
Close

Yang Tertinggal

Rp 75.000 Rp 70.000
-6%
Quick View
Beli sekarang
Close

Dear Viona – Muhammad Galil Gibran

Rp 70.000 Rp 66.000
-10%
Quick View
Beli sekarang
Close

Makam Seekor Kuda – Sunlie Thomas Alexander

Sunlie Thomas Alexander
Rp 50.000 Rp 45.000
-5%
Quick View
Lebih lanjut
Close

Time Travel Paradox

Rp 60.000 Rp 57.000
-8%
Quick View
Beli sekarang
Close

Samaran

Rp 65.000 Rp 60.000
logo-bukuindie (1)
  • HOME
  • SEMUA PRODUK
  • BLOG
  • FAQ
  • BELANJA
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Cara Belanja
    • Lacak Pesanan
    • Wishlist
    • Kelola Akun
  • PENERBITAN
    • Alur Penerbitan
    • Biaya Penerbitan
    • Ketentuan Penerbitan
    • Tanya Jawab
    • Kirim Naskah
  • LAYANAN
    • Bantuan
    • Pengembalian Dana
    • Pengembalian Produk
    • Ketentuan Layanan
    • Kebijakan Privasi
  • TENTANG KAMI
    • Bukuindie.com
    • Indie Book Corner
    • Orbit
    • Karir
    • Hubungi Kami

JUGA TERSEDIA DI:

BERLANGGANAN NEWSLETTER:

Metode Pembayaran:

payment-3

Metode Pengiriman:

shipping

Our Social Links:

Facebook Twitter Instagram WhatsApp
Bukuindie.com 2019 Oleh -Indie Book Corner. Penerbit & konsultan perbukuan
  • Menu
  • Categories
  • Agama & Spiritual
  • Biografi & Memoar
  • Ensiklopedia
  • Nonfiksi
  • Politik & Ilmu Sosial
  • Sastra & Fiksi
  • Sejarah
  • Sepak Bola
  • Home
  • Best Sellers
  • New Releases
  • Shop All
  • Penerbitan
    • Alur Penerbitan
    • Biaya Penerbitan
    • Ketentuan Penerbitan
    • Kirim Naskah
    • Tanya Jawab Penerbitan
  • Bantuan
    • Cara Belanja
    • FAQ
    • Kelola Akun
    • Metode Pembayaran
    • Metode Pengiriman
    • Pengembalian Dana
    • Pengembalian Produk
    • Penggantian Barang
    • Pengiriman
  • Tentang IBC
    • Karir
    • Menulis Kolom
    • Pengelola
    • Kontak
  • Artikel
  • Login / Register

Shopping cart

close

Sign in

close

Lost your password?
Atau login dengan
Facebook
Google
No account yet? Create an Account
Scroll To Top
Facebook Twitter Instagram WhatsApp