Kolom

Kenali Redudansi, Belajar Menulis Efektif

Dalam dunia literasi, sering kita jumpai kalimat yang panjang namun kurang informatif. Bahkan terkadang cenderung belibet. Percayalah! Orang yang baca tulisanmu bakal bosan dan memilih berhenti melanjutkan. Cowok saja bosan menunggu cewek yang lama dandan. Nah, sama halnya seperti tulisan.

Tulisan yang baik itu sederhana namun sarat makna. Tidak perlu terlihat panjang karena hal itu akan membuat pembaca kewalahan. Buatlah kalimat-kalimat yang padat dan berisi. Itu akan jauh lebih mudah dipahami. Tidak mau dibilang alay bukan hanya karena memakai kata-kata yang kurang penting?

Penggunaan unsur-unsur segmental yang kurang penting atau berlebihan dalam sebuah ujaran oleh linguis modern disebut redudansi. Redudansi (‘redudancy’ dalam bahasa Inggris) adalah istilah untuk menyatakan bahwa salah satu konstituensi dalam kalimat dipandang tidak perlu dari sudut semantik. Suatu kalimat dinilai mengandung redudansi atau tidak, bisa digali dari berubah tidaknya informasi dalam suatu kalimat jika unsur segmental tersebut dihilangkan. Coba amati kalimat-kalimat berikut.

“Di lemari ada baju berwarna cokelat miliknya Indah.”

“Di lemari ada baju cokelat milik Indah.”

Jika diperhatikan, kata “berwarna” dan akhiran “-nya” adalah penggunaan unsur bahasa yang berlebihan atau redudansi. Makna ujaran kedua tetap sama meski menghilangkan kata “berwarna” dan akhiran “-nya”. Justru penghapusan unsur-unsur tersebut akan membuat kalimat lebih efektif dan tentunya enak dibaca. Contoh lain adalah frasa “kejutan tak terduga”. Kejutan adalah sesuatu yang tak terduga. Jadi, menulis “kejutan” saja sudah cukup, tanpa embel-embel “tak terduga”.
Bagi sebagian orang kebiasaan menulis yang tidak sengaja memakai unsur-unsur redudansi memang sulit dihindari. Ada beberapa tips yang dapat diterapkan untuk menghilangkan kebiasaan menulis seperti itu. Usahakan selalu membaca ulang apa yang sudah kamu tulis.

Jika ada yang kurang beres dan terlihat aneh segera perbaiki. Bisa jadi tulisanmu mengandung redudansi atau kesalahan yang lain. Selain itu, kamu bisa meminta bantuan orang lain untuk mengoreksi tulisanmu. Bagaimanapun tulisanmu akan dibaca orang nantinya.

Sebenarnya, penggunaan redudansi tidaklah selamanya buruk. Terkadang redudansi diperlukan untuk menekankan sebuah kata atau frasa dalam kalimat tertentu. Meski begitu, penggunaan unsur-unsur yang bersifat berlebihan lebih baik dihindari. Menulislah untuk membuat pembaca mengerti maksudmu. Bukan untuk membuat mereka bingung dengan kata-katamu.
Selamat mencoba!

Related Posts

One thought on “Kenali Redudansi, Belajar Menulis Efektif

  1. budi cahyono berkata:

    sangat membantu informasinya.

Tinggalkan Balasan