“Jadi, bukumu tentang apa, sih?”
Itu adalah sebuah pertanyaan yang bagus sekaligus mengerikan. Rasa-rasanya hampir mustahil memproduksi sebuah buku yang dapat memenuhi semua kriteria menakjubkan, dari nuansa plot atau nasihat yang cerdas hingga resume kilat yang memikat atau promosi persuasif dalam lima menit.
Jika kamu menjawab pertanyaan itu dengan benar, si penanya akan jadi sangat tertarik pada bukumu. Jika salah menjawab, maka kamu menyesatkan pembaca dan tidak akan diacuhkan lagi.
Mau sebagus apa pun isi bukumu, buku itu tidak akan laku kecuali kamu memberinya sesuatu yang menyentil. Kamu harus membuat konsep untuk mengemas ringkasan bukumu supaya pembaca tertarik, entah itu dalam bentuk verbal, proposal penulisan buku, atau tulisan di sampul belakang buku.
Semua bagian dalam bukumu harus menarik, tapi ingat, menarik tidak sama dengan menjual. Hal-hal yang membuat bukumu menjual pastilah menarik perhatian, namun hal-hal yang menarik perhatian tidak selalu menarik orang untuk membeli buku tersebut.
Cara sederhana untuk meningkatkan daya pikat adalah membuat tulisanmu spesifik dengan membubuhkan contoh-contoh pengalaman manusia, namun jangan tenggelam dalam detil-detil yang tidak perlu.
Jika hendak mempromosikan sebuah buku panduan (petunjuk) melakukan sesuatu, ketimbang menggeneralisasi isu-isu yang dimuat di dalam buku, lebih baik tentukan satu contoh spesifik yang menggambarkan apa yang mau kamu sampaikan. Kebanyakan orang lebih tertarik pada sesuatu yang membuat penasaran sehingga mereka harus bergelut untuk mencari tahu tentangnya.
Dengan memberikan sebuah contoh pengalaman individual (tidak harus pengalamanmu sendiri), calon pembaca bukumu akan mencoba mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka (tapi jangan buat mereka terlalu bingung, cantumkanlah contoh yang spesifik lagi dapat diaplikasikan secara luas). Hal ini tidak hanya akan membuat pesanmu melekat di benak pembaca, tapi mereka juga akan menjadi lebih peka dengan sendirinya. Bukankah itu tujuan penulisan buku-buku panduan? Sebuah contoh personal dalam deskripsi yang memuat isi bukumu juga akan membuktikan bahwa buku tersebut benar-benar bermanfaat!
Apabila kamu menulis sebuah novel fantasi dengan latar sangat detil, kamu mungkin akan tergoda untuk merangkai sejarah politik, geografi atau informasi latar belakang negara imajinermu. Nah, sebaiknya jangan. Coba ganti fokus daya pikat bukumu, fokuskan pada karakternya. Hal yang memikat calon pembaca bukanlah latar cerita, melainkan bagaimana karakter berinteraksi dengan latar dan menegaskan kesadaran dirinya sebagai pelaku di dalamnya. Itulah yang akan membedakan bukumu dari buku-buku lainnya. Mengapa Mordor itu begitu lekat di ingatan? Hal yang membuatnya demikian adalah petualangan yang dilewati oleh para karakter dalam cerita itu untuk dapat tiba di Mordor.
Kamu hanya cukup memberikan informasi singkat yang padat tentang dunia dalam bukumu. Pembaca harus terlebih dahulu jatuh cinta pada seorang karakter sebelum mereka peduli sedikit pun pada keseluruhan dunia dalam buku tersebut.
Cobalah mengambil jarak dari tulisan dalam bukumu sejauh mungkin. Lalu lihatlah, apakah inti dari bukumu adalah sebuah cerita cinta? Sebuah novel tentang pendewasaan diri? Sebuah cara untuk membuat orang bahagia? Pahami inti ceritamu, pesan utama yang akan ditarik oleh pembaca, lalu kembangkanlah.
________
Dari “Create the Hook That Sells Your Book”, http://alturl.com/x982q. Diterjemahkan oleh Maria Puspita Munthe @pitantus, Editor Indie Book Corner.